Berbagai kasus pemalsuan dokumen terus bermunculan. Dari KTP palsu buat buka rekening, kwitansi editan untuk klaim asuransi, sampai slip gaji hasil rekayasa demi pengajuan kredit, semua bisa luput kalau hanya dicek manual.
Kini, ada teknologi IDP dan AI-based forgery detection yang bisa otomatis ekstrak data, deteksi manipulasi visual, dan validasi dokumen lebih akurat.

Berikut contoh nyata dari 3 industri yang sukses memperkuat sistem mereka pakai solusi ini.
- Bank Digital: Deteksi Pemalsuan Dokumen Identitas Nasabah
Sebuah bank digital mengalami peningkatan permintaan pembukaan rekening secara online. Namun, mereka menghadapi banyak kasus dokumen identitas yang dipalsukan—terutama KTP dan paspor.
Solusi:
Bank tersebut menerapkan IDP dengan Optical Character Recognition (OCR) canggih dan modul image authenticity detection. Setiap dokumen yang diunggah nasabah akan:
- Dibaca otomatis menggunakan OCR untuk mengekstrak data.
- Diuji keasliannya melalui analisis metadata gambar, deteksi manipulasi visual, dan pencocokan wajah otomatis dengan selfie pengguna.
Hasil:
Dalam 6 bulan, tingkat penolakan akun karena dokumen tidak valid menurun 45%, sementara deteksi dokumen palsu meningkat dua kali lipat dibandingkan metode manual.
- Perusahaan Asuransi: Validasi Klaim Dokumen Medis
Salah satu perusahaan asuransi besar menghadapi lonjakan klaim palsu yang menyertakan surat keterangan dokter dan kwitansi rumah sakit hasil editan.
Solusi:
Dengan mengimplementasikan IDP berbasis AI dan sistem forgery detection, perusahaan dapat:
- Mengotomatiskan proses ekstraksi data dari ribuan dokumen klaim.
- Menggunakan model AI untuk mengenali pola manipulasi, seperti font tidak konsisten, penempatan teks tidak lazim, dan perbedaan latar belakang digital yang mencurigakan.
Hasil:
Waktu validasi klaim berkurang dari 3 hari menjadi 6 jam. Sistem mampu menandai 87% klaim palsu yang sebelumnya luput dari deteksi manual.
- Perusahaan Fintech: Pengajuan Kredit dengan Slip Gaji Palsu
Sebuah platform fintech peer-to-peer lending menerima banyak pengajuan dengan dokumen pendukung seperti slip gaji dan laporan rekening yang telah dimanipulasi.
Solusi:
Perusahaan menggunakan IDP dan AI untuk:
- Mengecek keaslian format dokumen terhadap template resmi dari perusahaan besar.
- Mendeteksi pola teks yang diubah secara digital menggunakan layer visual.
Hasil:
Terjadi penurunan risiko kredit macet hingga 30% karena proses screening peminjam menjadi lebih ketat dan berbasis data otentik.
Kesimpulan
Penerapan teknologi IDP dan Forgery Detection telah terbukti efektif dalam memerangi dokumen fraud di berbagai industri. Dengan memadukan data extraction, image analysis, dan AI-based validation, institusi tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat lapisan keamanan mereka.
Teknologi ini bukan lagi sekadar fitur tambahan—melainkan kebutuhan strategis dalam membangun kepercayaan dan memastikan integritas di era digital.
Ingin tahu lebih dalam bagaimana teknologi IDP dan forgery detection?
Ikuti webinAR Aureous pada 26 Juni 2025 (12.00 – 13.30 WIB), bersama Vania Juniwaty, Customer Success Manager at Aureous.
Free Registration: bit.ly/webinAR5
Leave a Reply